Oleh: Ahmad Bagus Mustavid
Keberadaan kaum muda merupakan tonggak utama bagi pergerakan Bangsa. Kemajuan bangsa dan kemunduran bangsa terletak dalam pergerakan kaum muda. Tinggal bagaimana para kaum muda menyikapinya.
Dalam kacamata sejarah, Indonesia merdeka merupakan salah satu hasil tercapainya usaha para kaum muda dalam rangka menyongsong kemerdekaan Indonesia. Dimana antara tahun 1900-1942 merupakan pergerakan kesadaran nasional banyak kelompok atau organisasi yang berdiri atas nama kaum muda. Seperti; Boedi Utomo, Jong Islamieten Bond (JIB), Indische Partij, Partai Sjarikat Islam Indonesia (P,S,I,I,), Dkk. Hingga akhirnya terjadi pada 28 oktober 1928 kongres luar biasa yang biasa dinamakan Kongres Pemuda II. Kongres yang mengasilkan sebuah sumpah yang kita kenal dengan “SOEMPAH PEMOEDA”. Sumpah tersebut berisi tentang pemersatuan kaum muda dalam menjunjung tinggi tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia. Selain melahirkan sumpah pemuda, Kongres Pemuda II menghasilkan dua peranti kemerdekaan, yaitu; Lagu kebangsaan “INDONESIA RAYA” dan Bendera sang saka merah putih.
Pergerakan kaum muda tidak sampai 28 oktober 1928, namun pergerakannya telah meluas hingga seantero Indonesia demi melepaskan genggaman diri dari penjajah dan memberikan kebebasan dalam bangsa Indonesia sendiri hingga akhir berkumandangnya proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Alhasil kita telah melewati pergerakan berdarah kaum muda pendahulu dalam menghadapi penjajah. Sekarang kita, para kaum muda tengah menghadapi penjajahan yang berkelas kakap tidak lain adalah mereka kemalasan, kemiskinan, ledha-ledhe dkk.
Sebagai kaum muda sikap sadar akan keberadaan bangsa ini tengah menunggu hasil yang kita usahakan harus tertanam dalam jiwa. Sebab kemajuan bangsa banyak dipengaruhi oleh kaum kaum muda.
Pergerakan kaum muda haruslah bersifat dinamis dalam memperjuangkan kebaikan dan kemajuan bangsa. Di ibaratkan seperti harimau yang tangguh dan haus akan mangsa, pasti akan semaksimal mungkin dalam berburu mangsa.
Sebagaimana yang dikomentarkan oleh Dr. Musthofa Gholayyin dalam kitabnya “‘Idżdżotun Nãsyi’iin” untuk para pemuda.
إن الأمة تناديك، فليكن جوابها العمل لما يحيها، والسعي في إصلاح شؤونها، واعلم أنك لا تحيا حياة طيبة إلا بحياتها.
Dari maqolah tersebut dapat diambil poin penting yaitu : keikut sertaan kaum muda dalam menentukan kemajuan bangsa merupakan panggilan ibu pertiwi. Dari sini kita sebagai kaum muda harus menjawab panggilan tersebut. Bagaimana kita para kaum muda berusaha dalam memperbaiki kondisi bangsa.
Dr. Musthofa Gholayyin memberi komentar *”kehidupan kaum muda tidak akan berjalan dengan baik, kecuali kehidupan bangsa berjalan dengan baik”*. Taruhlah contoh Negara, ketika negara dengan kondisi kacau. Maka, kita kaum muda dan bangsa sulit untuk hidup nyaman dan tentram. Ketika negara dengan kondisi damai. Maka, kita dan bangsa akan hidup nyaman dan tentram.
Maka
dari hal tersebut kehidupan gaya statis kaum muda harus dihilangkan,
terkhusus para kaum muda terpelajar harus bersikap menjadi penggerak
dalam kemajuan berpendidikan yang beradab.
*فاحزم واعمل فإن العمل سعادة الحياة*
**”TEKAD DAN TINDAKAN”*
0 Komentar